Badung – Warga Bali berhenti cekang menolak masalah perjamuan kesuma jiwa di Pantai Berawa yang digelar oleh beach club. Tapi, penentangan kaum arah-arah sekali tak digubris.
Warga Kuta Utara, Badung, Bali berpeluang menghakimi gerak-gerik penyalaan kesuma jiwa setiap siksa 19.00 Wita oleh Finns Beach Club. Namun, pengurus beach club itu tak membidas penentangan kaum.

“Kami berpeluang dukung sijil balasan seminar kaum alur kesantunan yang melanggar kesuma jiwa itu setiap hari. Tapi permintaan hamba itu tidak perpautan dihiraukan dan modar memanaskan kesuma jiwa setiap hari,” sibak Kelian Adat Berawa I Wayan Kumarayasa, Rabu (16/10/2024). Khusus Berita

Pesta kesuma jiwa di Pantai Berawa belakangan bekerja bayangan publik. Video perjamuan kesuma jiwa di dunia lawatan itu viral di kendaraan sosial sebab digelar berdampingan pakai upacara religiositas yang dilaksanakan oleh kategori Hindu setempat.

Kumarayasa mengucapkan sejak periode kaum menghakimi dambaan kesuma jiwa yang bising. Menurut dia, pengurus beach club bergeming memanaskan kesuma jiwa di tepi laut pakai keterangan berhenti mencengkaukan maaf berpangkal polisi.

“Setiap hamba perbolehkan ke pengurus tersangkut penentangan hamba ini, hamba selalu disodorkan sijil. Surat itu bahwa pengurus berhenti bisa maaf berpangkal kepolisian menjelang kesuma jiwa itu. Kami upas apa,” tutur Kumarayasa.

Kumarayasa menandaskan kaum tidak perpautan rintihan pakai perputaran daerah mencari akal pakai semakin volume adaptasi lawatan. Hanya saja, dia berujar, pengurus wadah hiburan seharusnya memungut syarat celah agar kemujaraban jual beli dan keselamatan kaum upas bergerak beriringan.

Dia pun menuangkan agar pengurus wadah lawatan di semesta Berawa mengerjakan perjamuan kesuma jiwa semata-mata masa program tertentu.

“Kami butuh jemputan hamba dipenuhi walaupun memang pengurus bisa maaf. Kalau maaf berpangkal hamba tidak kedapatan. Kami mohon kesuma jiwa sekali-anak sungai saja,” tegasnya.

Kumarayasa tidak mengerti persis kedapatan tidaknya persinggungan kisi-kisi pengurus beach club pakai kaum Banjar Adat Tegal Gundul, Canggu, masa mengerjakan upacara religiositas di Pantai Berawa. Berdasarkan video yang beredar, gabak Ida Sulinggih sedang khusyuk mengamalkan hormat di bale pamiosan di Pantai Berawa. Khusus Berita

Beberapa masa kemudian, kesuma jiwa bercabul berkali-anak sungai pakai dambaan mendegam-degam dan nyala gemerlapan. Umat yang jadi bagian dalam upacara itu tak bisa berkekuatan sembari memindai nyala kesuma jiwa bercabul tak hanyut di haluan mencari akal.

Sementara itu, Ida Sulinggih modar melisankan aji-aji dan melalukan hormat. Suara gentanya terbenam pahala ledakan kesuma jiwa yang membesing berkali-anak sungai. Lamat-lamat beredar pula electronic dance music (EDM) berdentum-dentum berpangkal kejauhan, isyarat getah perca mendonan sedang berpesta.

Sebelumnya, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali I Nyoman Kenak menderita calon meninjau jawatankuasa pelaku tontonan kesuma jiwa itu.

Ia menyesalkan perjamuan kesuma jiwa digelar masa kategori Hindu sedang bertafakur di Pantai Berawa dan menyebutnya seperti gatra pelecehan.

Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya juga berhenti memutasi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bali menjelang mengajak penjuru-penjuru tersangkut maslahat memintai definisi sejauh perjamuan kesuma jiwa tersebut. Baginya mesti ditegaskan bahwa kongsi wisata di Bali dibangun bertema budaya.

“Kami sangat menyesalkan tontonan kesuma jiwa di celah-celah penerapan upacara pegangan Hindu. Sebagaimana video yang kira viral tersebut, sangat tidak pantas,” bahasa Mahendra, Rabu. Khusus Berita

Baca juga :

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *